Beranda | Artikel
Belajar Untuk Sabar
Rabu, 13 September 2017

Bismillah.

Sabar adalah perkara yang sangat agung di dalam Islam. Terdapat sebuah ungkapan yang dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata, “Kedudukan sabar di dalam iman seperti kepala bagi segenap anggota badan. Apabila dipotong kepala tidak tersisa lagi kehidupan bagi jasad. Ingatlah, tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki kesabaran.”

Sabar bukan terbatas pada saat tertimpa musibah dan bencana, bahkan ada kesabaran lain yang lebih membutuhkan usaha dan perjuangan; yaitu sabar dalam melaksanakan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi maksiat dan larangan Allah. Disebutkan dalam salah satu hadits, bahwa akan tiba masanya ketika itu orang yang berpegang-teguh dengan ajaran agamanya seperti orang yang menggenggam bara api. Inilah sabar dalam ketaatan dan menjauhi penyimpangan.

Sabar termasuk akhlak yang sangat mulia. Begitu mulianya kesabaran sampai-sampai Allah menjadikan balasan bagi mereka yang sabar adalah berupa balasan yang tanpa hisab alias tidak terbatas. Bahkan, salah satu kunci keberuntungan adalah sabar. Tidakkah kita ingat firman Allah yang sudah kita hafal (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3)

Kita barangkali juga pernah mendengar ucapan Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Dengan sabar dan keyakinan akan tercapai derajat kepemimpinan/teladan di dalam beragama.” Ibnul Qayyim rahimahullah dalam sebagian karyanya menjelaskan bahwa faidah dari ‘saling menasihati dalam kebenaran’ mengatasi fitnah syubhat/kerancuan pemahaman, sementara ‘saling menasihati dalam menetapi kesabaran’ mengatasi fitnah syahwat/keinginan-keinginan yang terlarang.

Sabar inilah yang akan membuahkan kenikmatan dan kebahagiaan di balik musibah dan cobaan yang menimpa seorang hamba. Kesabaran para nabi dan rasul dalam dakwahnya telah mengangkat mereka menjadi golongan manusia-manusia terbaik di muka bumi ini serta teladan umat manusia di sepanjang masa. Mereka itulah kaum terdepan yang disebut oleh Allah sebagai ‘alladziina an’amta ‘alaihim’ yaitu orang-orang yang Engkau beri nikmat. Allah berikan nikmat kepada mereka berupa ilmu yang bermanfaat dan amal salih. Dan sabar adalah bagian dari amal salih.

Diantara dalil yang menunjukkan keutamaan sabar adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ibadah di tengah kondisi harj/fitnah dan kekacauan seperti berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim). Dalam situasi kacau dan penuh fitnah dibutuhkan kesabaran ekstra untuk tetap bisa istiqomah di atas agama ini. Kesabaran yang akan memancarkan cahaya bagi pemiliknya di tengah hiruk-pikuk pergolakan dan kemelut dunia. Sementara kesabaran tidak akan pernah bisa diperoleh kecuali dengan taufik dan pertolongan dari Allah. Bukan dengan bersandar kepada kekuatan diri atau sumber daya yang kita miliki. Tidakkah kita ingat doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Yaa Hayyu, Yaa Qayyumu bi rahmatika astaghiitsu, ashlih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ila nafsi tharfata ‘ainin’ yang artinya, “Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Menegakkan Segala urusan, dengan rahmat-Mu aku memohon keselamatan. Perbaikilah urusanku semuanya, dan janganlah Kau sandarkan aku kepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata.”  

Walhasil, sabar butuh perjuangan dan keyakinan. Berjuang untuk mengendalikan hawa nafsu dan meyakini besarnya pahala yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang sabar. Selain itu, sabar tidak akan lurus kecuali dengan 3 syarat; lillah, billah, dan fillah. Sabar lillah artinya sabar dengan landasan keikhlasan, bukan karena riya’ atau pamer kekuatan. Sabar billah artinya dengan selalu bersandar dan memohon pertolongan kepada Allah. Dan sabar fillah artinya dengan selalu menjaga agar dirinya berada di atas garis ajaran dan syari’at Allah, bukan di atas bid’ah atau hawa nafsu yang menyesatkan. Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk berilmu dan beramal salih…

Semoga yang singkat ini bermanfaat.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/belajar-untuk-sabar/